Workshop Santri Talents Mapping

Ruang kelas kita kali ini adalah workshop santri Talents Mapping (TM) di Sekolah Alam Bekasi (SAsi). Tidak kurang 35 orang praktisi TM dari Jabodetabek, Karawang, dan Surabaya bertemu untuk lebih mengukuhkan silaturahim yang telah terjalin selama ini. Agendanya adalah refresh, update, dan upgrade. Bukan karena kebetulan, tempat yang dipilih untuk itu adalah sebuah tempat belajar yang sangat asri dan menenangkan: Sekolah Alam Bekasi (Sasi) yang dengan rendah hati tengah terus berjuang untuk mewujudkan diri sebagai the oasis for growing minds, oasis untuk tumbuhnya pelbagai pemikiran.

Para santri TM lintas wilayah dan angkatan itu berkumpul sesungguhnya ingin bertemu tiga agenda di atas. Mereka ingin menyegarkan kembali ingatan ketika bermula bersama; Menyegarkan kembali niat mempelajari dan mempraktikkan TM sebagai salah satu wasilah agar menjadi pribadi yang berguna untuk orang banyak; Menyegarkan kembali silaturahim di antara para praktisi senior dan berkenalan dengan mereka yang baru; Memperbarui wawasan dan cara pandang tentang peran dan metode TM sebagai salah satu metode untuk membantu seseorang melihat bakat dan potensi yang telah Allah titipkan kepadanya; Memperbarui pelbagai tool atau sarana dalam proses asesmen dan feedback agar informasi yang diperoleh setiap klien semakin lengkap dan akurat; dan Meningkatkan keterampilan dan kompetensi para santri dalam mempergunakan sejumlah temuan dan pengembangan sarana mutakhir dalam proses asesmen dan feedback.

Hangat dan Seru

Bintangnya Abah Rama Royani dan Kang Danny Dandarama. Abah sebagai keynote speaker selalu memuaskan setiap pertemuan dengan para santrinya untuk jawaban atas pertanyaan “apa, mengapa, siapa, kapan, dan di mana” tentang fokus workshop hari itu. Semangat Abah untuk terus menggali dan menyempurnakan TM di usia 79 tahun menjadi motivasi sangat dahsyat untuk para santrinya. Selanjutnya, pemaknaan itu harus mampu diartikulasikan ke dalam aktivitas terukur. Nah, ini menjadi domainnya Kang Danny. Beliaulah yang sejak pukul 9.00 hingga 15.30 menguraikan, menerangkan, dan membimbing para santri untuk menjawab pertanyaan “bagaimana”.

Mari kita capture workshop menarik ini. Pertama, workshop yang dibuka dengan doa dan kesadaran untuk saling berbagi semangat, informasi, dan keterampilan itu menjadi salah satu sarana dan kesempatan belajar yang sangat menyenangkan. Betapa tidak! Kang Danny menjadi narasumber yang sangat humble, hangat, dan melayani dengan sepenuh hati semua pertanyaan, kebingungan, dan ketidakmengertian para santri tentang sejumlah hal. Dengan gayanya yang khas, beliau memaparkan sejumlah informasi penting yang wajib diketahui oleh para santri.

Kedua, sebagai sosok yang mendedikasikan tenaga, pikiran, dan waktunya untuk perkembangan dan kemajuan TM, Kang Danny menjadi orang pertama—setelah Abah—yang menghela perubahan dan pemutakhiran metode, tool, dan teknologi. Uniknya, posisi itu tidak menjadikan beliau berjarak dengan para santri. Justru sebaliknya, beliau mengajar dan membimbing dengan sangat rendah hati dan welcome. Hal itu menjadikan workshop sangat cair, hangat, dan menyenangkan. Sejumlah kesulitan dan masalah yang dihadapi para santri di lapangan sangat diperhatikan dan dengan semangat beliau selalu berusaha mencarikan dan memberikan solusi terbaiknya. Beliau menjadi mitra berpikir yang menyenangkan. Ketika kelas mulai riuh dengan berbagai diskusi sektoral di sejumlah sudut dan kelompok, dengan senyum-senyum beliau berseloroh,”Itulah makanya saya tidak berbakat mengajar, apalagi murid-muridnya model begini.” Ruangan pun tambah riuh dan semangat.

Ketiga, workshop menjadi sumber informasi baru dan terbarukan tentang metode dan tools termutakhir di TM. Ini menjadi sesi yang menyedot hampir 70 persen waktu. Itulah makanya sebagian besar peserta workshop membuka laptopnya masing-masing untuk langsung mempraktikkan sejumlah tool baru untuk proses asesmen dan pemberian feedback serta diskusi mendalam dengan klien. Para peserta dengan ketakjubannya sendiri-sendiri mencoba untuk mengakrabi tool baru dengan semangat karena merasa menemukan banyak hal yang pasti sangat menarik dan bermanfaat dalam proses menjelaskan dan mengaitkan hasil asesmen dengan pelbagai kemungkinan pilihan jurusan dan karier. Beda rasanya ketika hanya mendengarkan dengan langsung mempraktikkan. Para peserta menjadi semakin akrab dengan piranti termutakhir dan itu satu pertanda bahwa TM akan semakin mampu memberikan pelayanan terbaik untuk dunia pendidikan, karier, dan organisasi di Indonesia.

Semangat Berbagi dan Belajar

Santri yang hadir di workshop  dari berbagai kalangan: pendidik, pemilik dan pimpinan lembaga pendidikan, civitas akademika sejumlah sekolah dan kampus, psikolog, dan profesional lainnya. Hal itu sangat kentara dari sejumlah pertanyaan yang dilontarkan. Sebagai praktisi, pertanyaan-pertanyaan mereka sangat spesifik, menukik, dan mewakili keterlibatan mereka dalam dunia pendidikan dan TM. Keantusiasan mereka menyelami sejumlah lontaran yang dilemparkan Kang Danny membuat suasana kelas menjadi semakin hidup.

Pertama, perlunya open mind. Setiap santri TM yang hadir memang mereka yang senantiasa siap open mind dengan berbagai informasi, masukan, dan konsep termutakhir yang disampaikan. Berbagai pendalaman materi yang diberikan Kang Danny sesungguhnya banyak terpantik dari sikap kritis dan jelinya Mas Aditya dan Om Loberto dalam menanggapi setiap informasi dan penjelasan yang diberikan. Sikap skeptis dan curiosity mereka berdua pun akhirnya menyulut hal yang sama dari seluruh santri yang hadir. Dengan berbagai pengalaman lapangan yang mereka miliki, forum sharing pun menjadi sangat hidup dan beragam. Saya yakin para santri menemukan sejumlah solusi atas persoalan yang sama di tempatnya masing-masing.

Kedua, sejak belajar konsep TM, setiap santri dilatih untuk dekat dengan kerendahan hati. Mengapa begitu? Santri TM dididik untuk menyadari betul tentang kemahabesaran Allah dengan segala ciptaan-Nya, khususnya manusia. Setiap manusia itu unik, punya keunggulan yang tidak persis sama, punya sejumlah keterbatasan yang akan selalu membuatnya tawadhu, dan punya semangat untuk menjadi makhluk yang bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu, Mbak Diena Syarifa, pendiri ABhome Education menulis tentang trainer TM,”…selami dengan suka hati tak perlu ambisi harus segera bisa jadi trainer hebat. TM tidak mendidik kita menjadi ambisius paling hebat, paling benar. Boleh jadi khasnya Trainer TM itu low profile tapi pembelajar sepanjang hayat. Itu yang saya rasakan. Abah Rama Royani, penemu TM, adalah sosok yang sangat low profile, humble, dan terus belajar di usia beliau menjelang 80 tahun.” Oleh karena itu, ketika mereka berworkshop, maka semangat untuk saling membesarkan, saling membantu, sinergi, dan kolaborasi sangat terasa sekali.

Ketiga, pada gilirannya, berbagai materi pembicaraan dan kebaruan dalam sejumlah temuan mutakhir semakin memberikan ruang gerak dan pengabdian yang lebih luas kepada para santri TM. Berangkat dari upaya memahami apa yang menjadi keunggulan dan keterbatasan diri, setiap santri TM senantiasa dididik untuk siap bersinergi dan kolaborasi karena menyadari tidak semua hal bisa dikerjakan sendiri. Dengan demikian, konsep profiling organisasi merupakan salah satu pintu masuk untuk para santri TM yang berpengalaman di sekolah, kampus, pondok, atau instansi—pada gilirannya nanti—dimungkinkan untuk bisa mengasah diri sebagai teman diskusi yang menyenangkan tentang human capital atau human resourse management sebuah organisasi. Itu bisa dimulai dari organisasi tempatnya berkiprah.

Workshop ditutup dengan kesadaran bahwa setiap santri TM harus terus belajar meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan keterampilannya. Tantangan ke depan adalah bagaimana mempergunakan berbagai kemajuan teknologi—termasuk artificial intelligence—untuk menunjang kinerja dalam menerapkan prinsip-prinsip TM di pelbagai bidang. Ketika berangkat dari dunia pendidikan, maka kebermanfaatan TM akan melingkupi semua bidang, karena di semua organisasi aspek pendidikan dan belajar menjadi salah satu core penting untuk kemajuan dan perkembangan. Semoga apa yang telah diberikan dan didiskusikan dalam workshop menjadi pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan yang aplikatif untuk semua santri TM yang hadir. Semoga workshop berhasil menjadi oasis—seperti tagline SAsi—tempat, pengalaman, dan sebagainya yang menyenangkan di tengah-tengah suasana yang serba kalut dan tidak menyenangkan. Semoga…

Wallahu a'lam bishawab

 

Depok, Agustus 2024

  

 

  

2 Comments

  1. Keren pake bingits....salam abdi dalem

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masya Allah...hatur nuhun, Om. Kalau antum dateng, pasti tambah seru, tuh... he he he

      Delete
Previous Post Next Post

Contact Form