Belajar Menjadi Samudera

Sharing adalah belajar menjadi samudera. Sharing di ruang pelatihan adalah aktivitas yang sangat menyenangkan. Ruang pelatihan merupakan tempat terjadinya suasana kurang lebih. Sejumlah bentuk kesadaran dimunculkan dan distimulasi dengan sejumlah pendekatan, metode, dan cara.  Dalam atmosfer yang setidaknya dirasakan sama oleh seluruh peserta latih, suasana ruang kelas memberikan kesempatan untuk terbangkitkannya sejumlah hal yang memang menjadi sasaran pelatihan.


Nah, ketika membicarakan proses mengenal lebih dekat potensi diri dari setiap peserta latih (selanjutnya saya sebut peserta), sejumlah catatan menarik boleh juga dilirik sebagai sebuah khasanah cakrawala pemikiran kita. Inilah sejumlah catatan menarik dari ruang pelatihan. Fenomena seperti ini tidak jarang terjadi di beberapa tempat.
  Di setiap kelas, keunikan pun menjadi cerita yang sangat inspiratif.

Sahabat sukses yang dirahmati Allah, setelah para peserta menuliskan apa yang menjadi potensi diri dan organisasinya, langkah berikut adalah memberi kesempatan kepada mereka untuk saling berbagi. Aktivitas ini memungkinkan setiap orang untuk menceritakan apa saja yang telah dituliskannya di lembar kerjanya masing-masing.

Ada satu prinsip penting dalam berbagi adalah jadilah laut dan samudera. Karena ketika kita menempatkan diri seperti itu, seluruh arus dan aliran (informasi, ilmu, hikmah) akan mengarah kepada dan mengisi kita. Tetapi ketika kita menempatkan dan merasa diri lebih tinggi daripada yang lain, jangankan arus besar, satu aliran kecil pun tidak mungkin kita peroleh. Inilah salah satu prinsip mengapa aktivitas berbagi (sharing) menempati porsi penting dan menarik pada pelatihan ini.

Setelah menuliskan dengan tegas dan spesifik apa yang menjadi keunggulan diri, langkah selanjutnya adalah berbagi. Apa yang sudah kita tulis di lembar kerja, kita ceritakan kepada salah seorang teman kita. Demikian pula, yang bersangkutan juga akan menceritakan apa yang telah ditulisnya.

Setiap pasangan saling berbagi cerita satu sama lain. Terjadilah proses saling (resiprocal activity) memahami, saling memberikan apresiasi, dan memberikan ruang kepada pasangan masing-masing untuk merasa nyaman sebagai teman berbagi. Dengan modal suasana itu, setiap orang akan merasa “aman” untuk berbagi karena ia yakin teman yang diajak sharing adalah mereka yang dapat dipercaya dan juga merasakan apa yang dirasakannya. Timbulnya rasa ini sangat penting. Dan ternyata terbukti, setelah melewati aktivitas ini, hubungan antarpeserta menjadi lebih akrab, lebih cair, dan antusias daripada sebelumnya.

Hal ini adalah aktivitas yang sangat menarik. Pengalaman di kelas pelatihan selama ini, meski ini merupakan sebuah aktivitas yang menantang, tetapi nampaknya tetap merupakan sesuatu yang belum terbiasa kita lakukan. Sebagian peserta memang sangat antusias, meskipun di samping sebagian yang terlihat canggung. Tidak jarang pula ada pasangan yang hanya saling bertukar kertas kerja dan membacanya masing-masing.

Padahal, ketika aktivitas berbagi berlangsung, ada sejumlah hal sangat penting tengah terjadi, pertama proses mental yang luar biasa positif. Sekat-sekat psikologis kita akan terbuka dan tersambung pada suasana yang sangat kondusif untuk sebuah kualitas hubungan antarpribadi. Sikap positif akan semakin terbangun, tidak hanya terhadap sahabat kita itu tetapi juga untuk diri kita sendiri. Proses inilah yang pada titiknya memberikan dampak luar biasa berupa kedekatan dan keakraban selayaknya teman lama meskipun mereka baru saja bertemu. Menceritakan apa yang menjadi potensi diri kepada orang yang baru saja kita kenal adalah sesuatu yang exiting. Allah pun meminta kita untuk saling kenal satu sama lain (QS. Al Hujuraat [49]: 13). Bukankah ini sebuah proses membangun trust pada tataran awal?

Kedua, proses ini akan memberikan ruang kepada yang belum kenal menjadi kenal dan kepada yang sudah kenal menjadi semakin akrab. Boleh jadi kita adalah teman satu kantor, satu organisasi, atau satu tempat tinggal. Tetapi selama ini, kita hanya knowing by face dan knowing by name. Just it! Namun dengan berbagi, kualitas hubungan kita akan meningkat pada knowing by heart. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, dan melarang kita untuk berlaku sombong dan membangga-banggakan diri? (QS. An Nisaa [4]:36, An Nahl [16]:23, Al Israa [17]:37). Sahabat, bukankah ini sesuatu yang sangat positif?

Ketiga, proses ini kembali mengingatkan kita semua tentang kemahabesaran Allah yang telah menciptakan kita. Ternyata Allah perlihatkan kepada kita bahwa setiap orang memiliki potensi. Potensi itu akan menjadi sesuatu yang dahsyat bila kita sadari dan kita maksimalkan. Nah, sangat boleh jadi proses memaksimalkan potensi yang kita miliki salah satunya adalah dengan bersinergi. Hal yang disebut terakhir ini sangat mungkin terjadi, mengingat kita sudah saling memahami dan saling membesarkan. Kita sekarang lebih mengenal potensi setiap sahabat kita. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk saling tolong menolong dalam mengerjakan kebajikan dan takwa (QS. Al Maa’idah [5]:2)?

Keempat, kita akan lebih menghargai waktu. Tanpa kita sadari, selama ini kita sering ngobrol dengan sejumlah teman untuk topik pembicaraan ngalor-ngidul. Karena ngalor-ngidul itulah tidak jarang kita sering terjebak membicarakan (keburukan) orang. Padahal Allah sudah memperingatkan kita semua: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang (QS. Al Hujaraat [49]: 12).

Nah, dengan proses sharing yang baru saja kita bicarakan, tak seorang pun di dunia ini yang tidak mempunyai potensi, bahkan semua itu akan menjadi sebuah kekuatan dahsyat bila kita mampu merajutnya. Mulai hari ini, lebih baik kita diam bila tidak mengetahui kebaikan seseorang; tetapi bila kita tahu kebaikannya, mari kita sebarkan kepada sahabat kita yang lain. Semoga kita termasuk hamba-hamba-Nya yang pandai menjaga lidah dan lisan kita. Aamiin. Wa Allah A’lam bish-shawab. 

                                                                                                                      Depok, 19 Februari 2024

Post a Comment

Previous Post Next Post

Contact Form